Simak kumpulan puisi untuk memperingati Hari Guru Nasional. Hari Guru Nasional diperingati pada 25 November setiap tahunnya. Pada tahun 2021, bertema "Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan".
Momentum Hari Guru dapat dijadikan kesempatan untuk membuat sebagai bentuk terima kasih atas jasanya untuk mengajar dan mendidik. (Oleh: Reni Mulyana) Terkadang kami merasa kesal
Ketika mendengar nasehatmu Terkadang kami kurang senang, bahkan Tidak mau bertatap muka denganmu
Sudah tidak terhitung lagi pengorbananmu Berapa tetes keringat yang kau kucurkan setiap pagi Tapi, ada satu hal yang selalu
Mengingatkanku kepadamu, dan membuatku Tak pernah mampu untuk membencimu Setiap peluh yang tercurah
Setiap tetes air mata Setiap kata kata yang terucap kami tau, Semua hanya untuk kebaikan kami
Tak akan pernah ada penyair Yang mampu menuliskan kebaikan dan jasamu Tak akan ada pelukis yang mampu
Melukiskan semua kisah yang telah kau bagi kepada kami Bahkan takkan ada ilmuwan yang mampu Menjelaskan kasih yang engkau berikan kepada kami
Guruku…. Maafkan ego kami Yang bergolak menerobos hati kami
Untuk membantah semua kata katamu Kami sadar Tiada kata maaf yang mampu
Menghapus segala kesalahan kami Tiada air mata yang mampu melelehkan keburukan kami Berjuta terima kasih guru
Atas setiap kebaikan dan kedisiplinan Yang kau tanamkan dalam diri kami Terima kasih telah memenangkan kebodohan kami
Terima kasih untuk semuanya. (Sumber: ) (Oleh: Lukman Hakim Saifuddin Menteri Agama RI 2017)
Tanpa guru Takkan ada yang kita tahu Tanpa guru
Takkan ada yang kita mampu Tanpa guru Kita hanyalah debu
Yang terbang tak berarah Tersapu angin tak tentu arah Guru……
Ucapanmu adalah petunjuk kami Tindakanmu adalah tauladan kami Ridlomu adalah kunci sukses kami
Doamu adalah berkah tak bertepi Jika ada yang bertanya pada kami Siapa yang paling berjasa pada diri ini?
Maka namamu yang kan kusebut pertama kali Karena ibu dan ayah adalah juga guru utama kami (Sumber: )
(Oleh: Ahmad Muslim Mabrur Umar) Cermatilah sajak sederhana ini, kawan Sajak yang terkisah dari sosok sederhana pula
Sosok yang terkadang terlupakan Sosok yang sering tak dianggap Ialah pahlawan yang tak ingin disebut pahlawan
Terka lah kiranya siapa pahlawan ini Ingatlah lagi kiranya apa jasanya Ia tak paham genggam senjata api Ia tak bertarung di medan perang
Ucap, sabar dan kata hati menjadi senjatanya Keberhasilanmu kawan, itulah jasanya Cerdasmu dan cerdasku itu pula jasanya
Bukan ia yang diharap menang Namun suksesmu dan suksesmulah menangnya Dapatkah kiranya jawab siapa pahlawan ini
Karenanyalah kudapat tulis sajak ini Karenanyalah kau dapat baca sajak ini Juluknya ialah pahlawan tanpa tanda jasa
Mungkin telah teringat olehmu kawan Mungkin telah kau terka jawabnya Ialah pahlawan dan orang tua kedua
Ialah guru, sang pahlawan yang terlupakan (Sumber: ) (Oleh: Winda Puspitasari)
Kulihat kau berdiri di pelupuk mataku Menyampaikan pesan waktu Tatkala tatapan bertemu
Aku menangkap sejuta cahaya darimu Cahaya ilmu kian merasuk ke benakku Bahkan aku berharap ia menjadi segumpal daging
Kau pelita di hitam legamnya jiwaku Laksana tetesan air di gersangnya gurun pasir Duhai guruku
Kau taman Kehidupan Berjuta ilmu kau tanamkan Tanpa lelah dan putus asa
Berjuang mencerdaskan generasi bangsa Kau mempunyai laut yang terpenuhi dengan mutiara mutiara ilmu Izinkan aku melayarinya, sehingga matiku penuh ketenangan
Hidupmu penuh perjuangan Maka, tak berdosa jika aku memberimu gelar pahlawan. (Sumber: Buku Puisi Pendidikan oleh Rabiah dkk, Tahun 2018)
(Oleh: Yoga Permana Wijaya) Ketika aku menatap langit Tingginya takkan dapat kuraih berjinjit
Tapi tatkala aku menatapnya bersamamu, guruku Aku dapat menggapai cita cita setinggi itu Ketika aku memandang samudra
Hamparan luasnya takkan bisa kupeluk di dada Tapi tatkala aku memandangnya bersamamu, guruku Aku bisa merangkul mimpi seluas itu
Ketika aku melihat gunung Beratnya takkan mampu kupikul di punggung Tapi tatkala aku melihat bersamamu, guruku
Aku mampu mengangkat ilmu seberat itu Itulah tinggi, luas dan beratnya jasa yang kau berikan Berkatmu. Kumenetap, kumemandang, kumelihat sisi lain dunia
Tuk mengubahnya menjadi bekal kehidupan Maka setinggi langit, seluas samudera dan seberat gunung Terhatur terima kasih untukmu, guruku
(Sumber: Buku Puisi Pendidikan oleh Rabiah dkk, Tahun 2018)