CEO Twitter Jack Dorsey telah menjual tweet pertamanya sebagai Non fungible Token (NFT) dengan angka 2.915.835,47 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 41 miliar. Penawar yang menang adalah Sina Estavi, yang telah memegang tawaran tertinggi sejak menawarkan 2,5 juta dolar AS. Ia menaikkan tawarannya ke angka ini di saat saat terakhir jelang penutupan. Estavi pun mendapatkan sertifikat kepemilikan digital atau biasa disebut non fungible token (NFT) atas twit Dorsey tersebut, lengkap dengan tanda tangan sang CEO Twitter itu.
NFT adalah aset kripto yang tercantum dalam blockchain, semacam “buku besar” digital yang mirip dengan jaringan mata uang kripto Ethereum dan Bitcoin seperti dikutip Reuters. Estavi bersyukur telah membeli twit pertama Dorsey yang berbunyi "just setting up my twttr" tersebut. Seluruh hasil penjualan twit Dorsey disumbangkan Setelah dipotong 5 persen untuk Cent selaku pemilik platform Valuables Dorsey mendapat 95 persen hasil penjualan twit itu. CEO Indodax Oscar Darmawan menjelaskan, teknologi NFT adalah merupakan bagian dari teknologi blockchain.
NFT adalah sebuah duplikasi resmi yang menyerupai sebuah aset yang asli, sehingga karya karya seni atau karya teknologi dapat diedarkan dan dijual secara resmi. “Namun, barang aslinya hanya satu saja dan disimpan oleh si pencipta,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (24/3/2021). Kemudian pelelangan dilakukan secara terbuka dan karyanya akan ditukarkan atau dibeli dengan aset kripto (cryptocurrency).
Setelah itu, si pembeli akan tercatat sebagai pemilik dengan sebuah sertifikasi yang resmi, dimana karya tersebut juga telah terdaftar di Hak Kekayaan Intelektual (Haki). "Karena menggunakan sistem blockchain, NFT mengadopsi sifat efisien, sehingga penjualan karya lewat NFT bisa terjadi secara fantastis, seperti apa yang dilakukan oleh Jack Dorsey dan Elon Musk," tutur Oscar. Lebih lanjut Oscar menjelaskan, salah satu kelebihan NFT ialah transparansi dan keamanan yang dimiliki, karena setiap karya akan tercatat dan terdaftar dalam Haki.
"Jadi, pencipta atau penemu bisa mengamankan aset tersebut. Teknologi NFT juga tentunya bisa mengurangi dan memberantas pembajakan," ujarnya. Oleh karenanya, sudah banyak musisi dan produser film di Amerika dan Eropa yang telah sukses menjual karya karya mereka dengan sistem pelelangan NFT. Menurut Oscar, sistem pelelangan karya lewat NFT juga bisa dilakukan oleh para developer dan seniman di Indonesia.
Teknologi NFT diproyeksi dapat membuat penggunaan kripto semakin masif. "Bukan hanya soal teknologi dan financial atau bitcoin melulu, tetapi blockchain juga hadir semakin dekat dengan kehidupan sehari hari kita, seperti NFT ini," ucap Oscar.